Puisi Dr. Ali Syari’ati;
SATU YANG DIIKUTI OLEH NOL-NOL
YANG TIADA HABIS-HABISNYA
Hanya satu yang ada
Selain satu, tiada
Selain Tuhan
Tak sesuatupun ada
Tak seorangpun ada
Tuhan maha esa
Tuhan maharamah
Tahun mahabijak
Tuhan cinta keindahan
Tahun cinta kebaikan
Tuhan cinta puja-puji
Tuhan benci kesenyapan
Tuhan benci kejumudan
Tuhan benci kerusakan
Tuhan adalah pencipta
Mungkinkah Dia tidak mencipta?
Lihat !
Mungkinkah Dia tidak mencipta?
Lihat !
Dia ciptakan awan
Dia bebaskan agar mengapung diangkasa
Awan-awan dari partikel-partikel
Setiap partikel
Adalah semesta alit bernama atom
Ditengah-tengahnya ada mentari
Dalam orbitnya, bintang-bintang dan kunang-kunang berputaran
Dia bebaskan agar mengapung diangkasa
Awan-awan dari partikel-partikel
Setiap partikel
Adalah semesta alit bernama atom
Ditengah-tengahnya ada mentari
Dalam orbitnya, bintang-bintang dan kunang-kunang berputaran
Sebentuk Ka’bah: para peziarah mengelilinginya koda *]
Awan mulai bergerak
Sangat kuat, berkilau, meliuk, membumbung
Asap
Puting beliung
Pusar air
Jilatan api
Atom akbar bernama semesta
Ada mentari ditengah-tengahnya
Dalam orbitnya, bintang-bintang dan kunang-kunang berputaran
Sebentuk Ka’bah: para peziarah mengelilinginya koda
Dari batu hitam ke batu hitam
Lahirlah kehidupan
Tetumbuhan
Dari lumut hingga beringin
Dan hewan
Dari mikroba hingga gajah
Akhirnya, manusia
Yang jahat dan yang baik
Jahat, paling jahat dari semua yang jahat
Baik, paling baik dari semua yang baik
Kejahatan seperti iblis
Kebaikan seperti tuhan
Kehidupan, partikel alit yang hidup, sebuah benih
Benih tanaman
Tumbuh dibumi, mencuat, matang
Menjadi pohon, merentang cabang, menjulur dedaunan
Memekarkan bunga, memberikan buah
Menua, mengering, mati dan akhirnya kembali menjadi debu
Meninggalkan benih, persis saat permulaannya
Bibit hewan
Lahir sebagai bayi, anak-anak, meremaja, mendewasa, menua, merenta, mati
Lagi, bibit-bibit tertinggal peris saat permulaannya
Kehidupan berjalan melingkar
Benih tanaman
Bibit hewan
Dari fajar kelahiran hingga debu kematian
Menempuh siklus yang sempurna, dalam gerak-hidup perjuangan
Setiap detik suatu tempat, setiap tempat suatu keadaan
Mencari penyempurnaan
Dicakup kebutuhan-kebutuhan dari kelahiran hingga kematian
Kehidupan berjalan melingkar
Ditengah-tengahnya mentari
Kebutuhan-kebutuhan
Dalam orbitnya, mahluk hidup dan kunang-kunang
Berputaran
Dari ketiadaan ke ketiadaan ke ketiadaan
Sebentuk Ka’bah: para peziarah mengelilinginya koda
Dari batu hitam ke batu hitam
Hanya satu yang ada
Selain satu, tiada
Selain tuhan
Tak sesuatupun ada
Tak seorangpun ada
Dunia ini diciptakan
Partikel, semesta, mahluk hidup
Bumi dan langit
Bintang dan mentari
Timur dan barat
Tumbuhan, hewan
Segala yang tampak, segala yang tak tampak
Masing-masing dalam gerak, pergumulan
Semua dalam keselarasan yang lestari
Dalam perubahan yang berkesinambungan
Kehidupan menyembul dari kematian, kematian lahir dari kehidupan
Siang menyembul dari malam, malam lahir dari siang
Segala sesuatu dalam gerak
Segala sesuatu berputar
Mentari berada ditengah-tengahnya
Dalam orbitnya, sebuah bintang, bintang-bintang berputaran
Sebentuk Ka’bah: para peziarah mengelilinginya koda *]
Dari batu hitam ke batu hitam
Hanya satu yang ada
Selain satu, tiada
Selain tuhan
Tak sesuatupun ada
Tak seorangpun ada
Ketika penciptaan berakhir
Dunia bermula
Yang bernyawa dan yang tidak bernyawa
Tetumbuhan dan hewan
Partikel-partikel
Alam semesta.....
Semua dalam keselarasan yang lestari
Dalam perubahan yang berkesinambungan
Semuanya bergerak, Dalam gerakan abadi
Selalu mencari, Mencari sesuatu
Mengitari sesuatu
Mentari berada di tengah-tengahnya
Dalam orbitnya, sebuah bintang, bintang-bintang berputaran
Sebentuk Ka’bah: para peziarah mengelilinginya koda *]
Dari batu hitam ke batu hitam
Mengapa segala sesuatu bundar ?
Bumi, bintang, matahari
Elektron, proton, setiap molekul, setiap atom
Setiap partikel
Bebataan bangunan alam semesta
Alam semesta
Kota
Desa
Dari tanah abadi-azali alam hidup
Mengapa semua gerak benar-benar melingkar
Bumi, bintang, matahari
Elektron, proton, setiap molekul, setiap atom
Setiap partikel
Bebatuan bangunan alam semesta
Alam semesta
Kota
Desa
Dari tanah abadi-azali alam hidup
Apakah itu tumbuhan atau hewan
Bergerak melingkar, melingkar
Segala yang ada dialam semesta bergerak melingkar
Air, tanah, siang, malam, mentari pagi, mentari sore
Setiap detik, menit, jam
Setiap minggu, bulan, musim
Musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin
Setiap tahun
Hanya satu yang ada
Selain satu, tiada
Selain tuhan
Tak sesuatupun ada
Tak seorangpun ada
Bumi mewujud
Langit mewujud
Bintang-bintang, mentari
Timur, barat
Ruang azali alam semesta
Abadi
Disebuah sudut
Mentari ditengah-tengahnya
Dalam orbitnya, bintang-bintang dan kunang-kunang berputaran
Seluruhnya: satu semesta
Di sebuah sudut lain
Ada semesta lain
Dan disebuah sudut lain
Juga ada semesta lain
Dan yang lain
Dua, sepuluh, seribu, sejuta, semilyar
Tak seorang pun mengetahui banyaknya
Milyaran, milyaran, milyaran.....
Tulislah hanya angka satu diatas selembar kertas
Letakkan nol sebanyak mungkin sesudah angka satu itu
Pabila kertas habis, ambillah kertas yang lain
Pabila kertasmu habis, beli lagi
Pabila botol tontamu kering, ganti dengan botol-botol yang lain
Pabila tintamu habis terpakai, belilah tinta lain
Pabila tanganmu letih, kelu
Mintalah sahabatmu untuk menambahkan nol-nol.
Pabila tangan sahabatmu lelah, lanjutkan olehmu
Pabila engkau berhenti untuk makan, biarlah sahabatmu melanjutkan
Dan kala kau tuliskan nol-nol, biarlah sahabatmu makan
Pabila malam menjelang, tidurlah bergiliran
Kau dapat menambahkan no-nol ketika sahabatmu terlelap
Pabila dia terbangun, tidurlah engkau
Dan biarlah dia terus menambahkan nol-nol
Pabila kalian berdua menua
Mintalah anak-anakmu melanjutkan tugasmu
Pabila akhir hidupmu
Kala kau menua-merenta
Berhentilah barang sesaat
Pada mulanya kalian hanyalah dua bocah
Kalian hanya tahu cara menambahkan nol-nol
Kini kau tel;ah melemah-melumpuh
Kau hanya mampu menghitung angka-angka nol
Sekali lagi, kau hanyalah seorang bocah
Persis seperti hari-hari pertamamu
Saat kakak-kakakmu menyusulmu
Membelaimu, merawatmu
Dan sesekali bercanda menggodamu
Dan kini kaum muda mengerjakan itu
Lantaran kau telah menjadi kekanak-kanakan
Lantaran kau hanyalah seorang bocah tua
Berambut, berjanggut
Kini kau telah berjalan
Delapan puluh, sembilan puluh, seratus tahun,
Bekerja selama seratus tahun
Kau telah menempuh
Puluhan tahun, dan tahun, dan tahun kehidupanmu
Pada akhir kerjamu
Kau mencapai permulaan
Kau menjadi bocah lagi
Dulu kau hanyalah debu
Lalu menjelma menjadi makanan
Sesuap dimulut bapakmu
Sesuap dimulut ibumu
Partikel dalam rahim ibumu
Partikel dalam kandung-mani bapakmu
Bapak dan ibumu menikah
Partikel itu dan partikel ini menyatu
Lalu menjelmalah engkau
Dalam rahim ibumu
Seperti telur dalam rahim ayam
Dengan kehangatan tubuh ibumu
Darahnya beredar disekujur tubuhmu
Kau terwujud, kau terbentuk
Bagai ayam didalam telur dalam eraman induknya
Sembilan bulan, sembilan hari, sembilan jam berlalu
Ibumu merasakan kesakitan
Kau retakkan dinding telur
Kau menyembul
Kau jatuh dalam buaian
Matamu tidak dapat melihat
Telingamu tidak dapat mendengar
Kakimu tidak dapat menyangga tubuhmu
Tanganmu tak mampu menggapai sesuatu
Pikiranmu tidak bekerja
Kau tak memahami apapun
Kau tidak mengenal siapapun
Kau jatuh dalam buaian
Kau hanya tahu tiga hal:
Menyusu.... mengompol.... menangis
Seratus tahun berlalu....
Matamu tak dapat melihat, telingamu tak dapat mendengar
Kakimu tidak dapat berjalan, pikiranmu tidak bekerja
Kau tak memahami apapun
Kau tak mengenal siapapun
Kau tergolek ditempat tidur
Kau hanya tahu bagaimana melakukan tiga hal:
...... ....... ........
Tiba-tiba kau mati
Kau kecemplung kedalam rahim bumi
Sekali lagi, kau menjelma debu
Tiada apapun tersisa darimu
Kecuali bahwa kau tetap ada
Manusia beredar
Seperti bimi, waktu, musim semi,
Seperti setiap sesuatu
Air, bunga, pohon, bumi, mentari, galaksi, semesta
Yang berputar
Kau bukanlah apa-apa, kau hanya debu, kau beredar
Kau tak menjadi apapun, kau hanya menjadi debu
Apa yang tertingal darimu?
Yang tertinggal adalah kesalehan yang kau kerjakan
Yang tertinggal adalah setiap kebaikan yang kau kerjakan (untuk manusia)
Artinya, pabila kau lakukan kebaikan, kau ada
Kini, duduklah wahai bocah tua
Berapa banyak bintang yang ada disana?
Berapa semesta?
Satu yang diikuti sejuta nol?
Seratus juta nol?
Satu milyar?
Seratus milyar?
Kau tak bisa menghitung
Satu yang diikuti seratus meter nol?
Satu kilo meter?
Seratus ribu kilo meter?
Apakah yang sesungguhnya ada?
Lipatgandakan ia dengan cara yang sama
Apakah hasilnya?
Lagi, kalikan ia dengan dirinya
Lalu kalikan lagi, dan lagi
Pabila kertas telah penuh terisi
Ambil selembar kertas lagi
Pabila kertasmu habis
Beli lagi
Pabila tintamu habis
Pabila tanganmu lelah
Tidurlah...makanlah...sahabat...lanjutkan...anak-anak...
Berapa sih jumlah bintang?
Planet
Segala sesuatu yang ada di alam?
Satu
Yang mengikuti satu
Adalah nol-nol
Ribuan nol
Sejuta?
Semilyar?
Seratus kilo?
Atau lebih?
Berapa jauh rentetan nol merentang, mengikuti satu?
Hingga melompati dinding kota?
Menembus gunung?
Menyeberang lautan?
Jauh menjangkau tanah lapang?
Tepat dicakrawala?
Atau bahkan di dinding dunia ini,
Menghunjam jau ke petala bumi?
Tidak! tidak!
Selamanya dan dimana saja
Hingga dimanapun disetiap tempat
Sejauh engkau bisa menghitung
Dan dapat meletakkan nol-nol dibelakang satu
Jumlah tetumbuhan
Burung, hewan melata, hewan buas
Manusia, malaikat
Bumi dan langit
Bintang, matahari, semesta
Semua yang tampak, semua yang tak tampak
Atas dan bawah
Indah dan jelek
Baik dan buruk
Apapun yang ada, apapun yang ada didunia
Apa saja yang diberi nama didunia ini
Segenap alam, segenap ciptaan, segalanya
Itulah makna alam raya
Segala yang ada dialam
Apapun yang tampak dan tak tampak
Apapun yang ada dibumi atau dilangit
Alam benda, tetumbuhan
Hewan dan manusia
Bintang, matahari, alam raya
Inilah segala yang ada
Satu, yang diikuti nol-nol yang tiada habis-habisnya
Lihat !
Hanya satu yang disebut bilangan
Lihat !
Ia adalah satuan
Selain satu
Entah sepuluh, seratus, seribu, sejuta, semilyar
Atau bilangan apapun yang tak bisa dihitung
Semuanya bukan bilangan
Bukan apa-apa
Semuanya ada, semuanya tiada
Semuanya tiada tetapi ada
Mereka adalah nol
Itulah, mereka menganga hampa
Semuanya bukan apa-apa
Semuanya absurd
Semuanya tidak bermakna
Semuanya tiada, semuanya bukan bilangan
Semuanya tiada
Karena hanya satu yang benar-benar bilangan
Dan ia adalah satuan
Tapi lahatlah, apa yang terjadi bila nol mengikuti satu...
Bila nol-nol diletakkan sesudah satu...???!!!
Mereka ubah satu menjadi satu juta, satu milyar
Tetapi
Hanya satu yang disebut bilangan
Dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, tak lebih hanya satu yang berjumlah dua, satu yang berjumlah tiga, satu yang berjumlah empat, satu yang berjumlah lima, satu yang berjumlah enam, satu yang berjumlah tujuh, satu yang berjumlah delapan, satu yang berjumlah sembilan
Sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas, enam belas, tujuh belas, delapan belas, sembilan belas dan dua puluh
Tiga puluh, empat puluh, lima puluh, enam puluh, tujuh puluh, delapan puluh, sembilan puluh, seratus......
Dua ratus, tiga ratus, empat ratus, lima ratus, enam ratus, tujuh ratus, delapan ratus, sembilan ratus, seribu, sejuta, semilyar, setrilyun, dan semuanya itu.....
Yang benar-benar ada
Hanyalah satu
Yang lainnya cuma nol-nol
Dalam matematika
Cuma satu itulah bilangan
Dijagat raya ini
Yang ada hanya satuan matematika
Yang tersisa hanyalah nol-nol
Semuanya nol
Semuanya bukan apa-apa
Semuanya absurd dan menganga hampa
Nol: lingkaran menganga hampa
Ia ciptakan lingkaran berakhir ditempat bermula
Bukan sesuatu
Segalanya,
Hanya
Satu yang diikuti oleh nol-nol yang tiada habis-habisnya
Nol: lingkaran menganga hampa, absurd, bukan sesuatu
Pabila ia ingin menjadi hanya dirinya sendiri
Sendiri, hanya sendiri
Atau bila ia berjejer dengan nol lainnya
Ia tetap......bukan apa-apa....
Tetapi bila ia mengikuti satu...?
Bila ia berusaha mengada, hanya bisa dengan satu
Ia bebas dari absurditas dan kesendirian
Ia menjadi pasangan angka satu
Engkau, duhai anakku
Yang berusia sembilan atau sepuluh tahun
Yang dulu tiada, yang dulu debu, menjelma makanan
Kemudian delapan puluh atau sembilan puluh tahun
Kau kan berubah menjadi bocah tua
Kembali menjelma menjadi tiada
Menjadi debu
Kau akan berputar
Bagai lingkaran
Tanpa tujuan, tanpa makna, menganga hampa
Sekali lagi penghabisan
Kau akan tiba dipermukan
Persis nol
Pabila kau hidup hanya untuk dirimu
Pabila kau ingin ada hanya untuk dirimu sendiri, hanya sendiri
Pabila kau hanya mau bergandengan dengan nol-nol
Hidupmu akan berputar kembali menuju dirimu sendiri
Persis sebuah nol
Kau akan berputar dan berputar terus pada lingkaran
Kau akan beku
Bagai sebuah laguna, bagai sebuah kolam
Kau akan menetap bagai sebuah lingkaran
Bagai nol
Tapi bila kau ikuti
Yang Satu...?
Bila kau hanya ingin menjadi
Hanya untuk satu
Bebaskanlah dirimu
Dari absurditas dan kesendirian
Dan menjadi sahabat
Yang Satu
Kau mesti hidup
Untuk yang lainnya
Hidupmu bagai garis horizoltal, bergerak kedepan
Bagai sebujur jalan
Bagai sealir arus
Kala kau berpisah dari dirimu sendiri
Kala kau tiba dititik akhir
Kau akan bergerak kedepan bagai sebujur jalan
Menuju sebentang padang hijau
Kau akan mengalir kelaut bagai sealir arus
Bila engkau ikuti Yang Satu
Dan berusaha mengada
Hanya untuk satu
Dan keluar dari absurditas dan kesendirian
Dan menjadi sahabat
Yang Satu
Kau harus mati
Demi yang lain
Hidupmu akan menaik-membumbung
Bagai garis vertikal
Bagai gelombang
Bagai badai
Bagai puncak tinggi menjulang
Diantara bebukitan
Bagai sebatang pohon cemara
Bebas seperti lumut diantara lelumutan
Tumbuh kearah mentari
Menjulang tinggi keangkasa
Jadilah manusia agung
Bagai seorang syahid
Seorang Imam
Diantara rubah serigala
Bangkit
Berdiri
Diantara nol-nol
Bagai Yang Satu
Ya
Hanya satu itulah bilangan
Satu-satunya bilangan satuan
Bilangan bintang-bintang, jagat raya
Bumi dan langit
Bilangan segala sesuatu dialam semesta
Satu
Yang diikuti oleh
Nol-nol
Yang tiada habis-habisnya
Hanya satu yang ada
Selain satu, tiada
Selain Tuhan
Tak sesuatupun ada
Tak seorangpun ada
................................................
( * => “koda” berasal dari akar kata “khuda”, bahasa persia kuno yang berarti Tuhan yang Maha Esa; Allah)
Komentar :
Posting Komentar