10 Januari 2008

Celoteh diawal 2008


Setelah sekian lama tak sempat membuat postingan di blog ini, kali ini aku ‘paksakan’ untuk menggoreskan beberapa tulisan/artikel untuk menjaga kontinuitas blogging. Sudah hampir 2 bulan tidak aku nafkahi blog ini dengan postingan baru. Bahkan momentum pergantian tahun baru aku lewatkan begitu saja tanpa rekaman ide dan gagasan.

Satu hal yang aku lakukan terhadap rumah maya (baca: blog) ini adalah perubahan tampilan atau template, itupun masih terasa kurang pas…. Tapi menurutku sih sudah cukuplah…. Karena menurutku yang terpenting dari budaya blogging atau ngeblog adalah terletak pada substansi atau konten dari blog, dan bukan pada pada penampilan ataupun hiasannya….

Menurutku, idealnya memang harus ada postingan baru setiap minggunya. Tapi ternyata waktu itu kini begitu mahal, tak lagi aku punya semacam ‘kemewahan’ memiliki waktu luang, seperti ketika masih jadi mahasiswa di jogja dulu. Mengingat itu baru aku sadari sekarang, bahwa betapa nikmatnya masa-masa ketika masih di Jogja… (wah-wah kok jadi bernostalgia begini ya….)

Baiklah.., mengawali postingan tahun 2008 ini, aku sajikan kembali file-file di notebook-ku dengan sedikit editan tentunya. Topik yang akan aku posting ini dan barangkali mungkin untuk bebeara postingan yang akan menyusul kemudian adalah tentang; KORUPSI. Untuk mengorganisir postingan dengan topik ini, aku mengkategorikan postingan kedalam arsip blog dengan label; Lawan Korupsi !.

###

Mungkin memang benar perkataan banyak orang bahwa mudah bagi setiap orang membicarakan sikap anti korupsi ketika sesorang tersebut jauh dari lingkungan yang memiliki potensi rendah/kecil untuk dikorupsi. Tapi terasa sulit bagi mereka-mereka yang mempunyai jarak yang dekat dengan realitas bernama korupsi. Sebagai contoh, barangkali kita tidak punya kebenarian yang lantang untuk bersikap anti terhadap korupsi jika misalnya orang-orang terdekat kita adalah koruptor, pemuka-pemuka agama kita koruptor, pemimpi-pemimpin yang kita polulerkan ternyata adalah pelaku korupsi, orang tua atau kerabat kita ternyata korupsi, dll...

Tapi, seandainya pun tamsil diatas adalah nyata kita hadapi, atau bahkan jika semua orang melakukan tindakan korup, hal itu bukan berarti menjadi pembenar bagi kita untuk memaflumi, mengiyakan dan membenarkan prilaku korup. Karena jika demikian, maka sesat pikir-lah kita.
Saya kira dari berjuta-juta manusia Indonesia yang masih waras, hanya orang-orang yang bebal dan tidak punya kepekaan rasa saja yang tidak menganggap bahwa korupsi adalah masalah terbesar yang dihadapi negeri ini. Saya berkeyakinan, bahwa hampir tak ada tempat diranah publik yang tak tersentuh korupsi; bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum dan peradilan, bidang kebudayaan, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bahkan bidang agama.

Selama bertahun-tahun masalah korupsi sudah dibicarakan, digugat, atau dihebohkan oleh pendapat umum di negeri ini. Namun, korupsi toh masih terus merajalela. Bahkan, setelah satu periode pertama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja, indeks korupsi ditahun 2007, sebagaimana hasil penelitian Transparansi International justru menunjukkan angka tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kata lain, korupsi bukannya berkurang, tapi justru malah semakin menggila. Lalu, apakah masih ada gunanya kita bicara terus soal yang satu ini? Apa tidak buang-buang waktu saja? Apa tidak, malahan, membikin kita stress atau jengkel secara percuma saja?

Tidak! Justru sebaliknya. Kita semua perlu terus-menerus, bersama-sama, mengobarkan sehebat-hebatnya semangat perjuangan melawan korupsi dalam segala bentuknya, dan terhadap siapa pun juga. Mengingat betapa besarnya musuh bangsa yang berbentuk korupsi ini, maka sudah sepatutnyalah bahwa perjuangan melawan korupsi dikembangkan menjadi “perang nasional”, yang melibatkan sebanyak mungkin golongan atau kalangan.

###

“…anti korupsi harus menjadi sikap ideal-isme kita. Tapi jika mengalami kesulitan untuk melakukannya, maka untuk sementara cukuplah dengan terus-menerus berusaha mengurangi-mencegah prilaku yang korup…”
(Anaklawang)

Komentar :

ada 0 Komentar ke “Celoteh diawal 2008”

Posting Komentar