13 April 2008

Aku Punya Papa Yang Tak Pernah Korupsi

Saya mendapatkan forward email dari seorang teman, yang berisi kisah (sejauh penilaian subjektif saya) inspiratif & menyegarkan pikiran. Meskipun tulisan ini telah lama bersemayam dikomputer, tetapi pesan yang hendak disampaikan tidak mengenal kedaluarsa. Untuk itu, saya postingkan kembali untuk bloger & netters nusantara.

Judul tulisan ini saya ambil dari kalimat penutup suatu tulisan yang dibuat oleh Ferona Yulia yang ditebar-luaskan lewat mailing-list wanita-muslimah@yahoogroups.com, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tulisan ”Korupsi Adalah Masalah Besar Bangsa Kita”.

Hari ini, kita semua memahami bahwa ketika negeri ini sedang dilanda wabah kangker sosial bernama ”korupsi”, maka sudah seharusnyalah masih ada bagian-bagian tubuh bangsa ini yang masih mempunyai keyakinan untuk tetap berusaha sekuat tenaga bertahan dan melawan penyakit ini, betapapun sederhananya bentuk perlawanan itu, semisal lewat tulisan, tidak menjadi soal. Karena, ”selalu harus ada perlawanan dalam setiap pentas sejarah...!”, begitulah pekik para aktivis mahasiswa di Jogja yang pernah saya dengar dengan akrab......

------------------------ ### ------------------------

Well,... tulisan FY tersebut adalah sebagai berikut;

....”Puluhan tahun bekerja di Pertamina dengan jabatan yang sangat "basah" sebenarnya membuka peluang yang sangat besar bagi ayah saya untuk lebih mensejahterakan anak istrinya dengan uang korupsi.

Saya pikir-pikir, kalau ayah saya mau korupsi, paling tidak bisa mengirim saya dan adik saya sekolah ke luar negeri, bisa beli rumah yang lebih megah di kawasan yang lebih elit, bisa membelikan kami anak-anaknya masing-masing sebuah mobil keluaran terbaru, bisa mengajak kami sekeluarga berlibur keliling dunia, bisa membelikan ibu saya perhiasan berlian dan baju-baju yang mahal seperti yang dilakukan oleh teman-temennya yang lain.

Tapi ayah saya memilih untuk hanya memberikan uang gajinya berikut bonus-bonus perusahaan untuk kehidupan keluarganya. Ayah saya memilih untuk hidup jujur dan menghindari korupsi.

Kalau saya tanya, "Kenapa sih Papa gak mau korupsi? Kalau Papa korupsi tentunya aku bisa punya mobil sendiri seperti Jeanne temanku itu.."

Ayah saya cuma berujar pendek, "Buat apa kaya tapi tiap malam tidur tidak bisa nyenyak..."

Ibu saya pun Alhamdulillah tidak pernah merongrong suaminya untuk memberikan lebih dari apa yang sudah menjadi hak suaminya. Ibu saya mengajarkan kepada kami semua bahwa sudah seharusnya kami semua bangga punya Papa yang tetap jujur dan memiliki integritas yang tinggi, tidak goyah dengan iming-iming materi untuk meloloskan satu-dua proyek yang nilainya jutaan dollar. Dan sudah sewajarnya keluarganya mendukung untuk tidak "memaksa" Papa mencari kelebihan materi melalui usaha-usaha yang merugikan orang lain.

Ayah saya yang sudah lebih 35 tahun bekerja di Pertamina, dihari tuanya ini hanya memiliki sebuah rumah yang sudah bocor di sana-sini menanti bertahun-tahun untuk diperbaiki, sebuah mobil bekas yang dirawat Papa dengan penuh hati-hati sebab katanya Papa tidak punya uang lebih kalau harus mengganti mobil yang lebih baru dan seorang istri yang tak pernah iri bila dalam arisan teman-temannya memamerkan berlian semilyar rupiah atau tas kulit merek terkenal berharga jutaan rupiah sementara dirinya cuma pakai tas beli di Mangga Dua dan perhiasan emas yang dibelinya di toko emas di pasar dekat rumah.

Tapi saya tahu ayah saya selalu menatap rekan kerjanya dengan kepala tegak, bicara dengan team Auditor Keuangan dengan suara mantap, tak ada informasi/transaksi keuangan yang disembunyikan, menyergah atasannya dengan tegas, karena memang ia tak pernah sepeser pun "mencuri" uang rakyat dengan praktek korupsi.

Saya sangat bangga dengan ayah saya yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun dengan nama bersih tanpa cela, disegani dan dihargai oleh semua rekan kerjanya karena tidak pernah sekalipun terlibat korupsi.

Dulu, sewaktu kecil setiap teman-teman saya memamerkan pakaian mahal terbaru, mainan mahal terbaru atau perhiasan mahal terbaru dan setengah mengejek berkata,

"Kamu punya apa, Fer?"

Saya bisa menjawab pasti, "Aku punya Papa yang tak pernah korupsi."

------------------------ ### ------------------------



Komentar :

ada 3 Komentar ke “Aku Punya Papa Yang Tak Pernah Korupsi”
Anonim mengatakan...
pada hari 

Wah...mbak Ferona, koq sama banget kisahmu kayak saya, papa kita sama2 Pertamina...sama2 Bersih & Tenang menjalani hidupnya. Alhamdulillah, anak2 yg hidup dgn "makanan halal", sudah terbukti segala prestasi hebatnya, ;). Katakan itu pada ayah-papa-bapak2 kita yg JUJUR-tak pernah korupsi! Salam ukhuwah!

Eucalyptus mengatakan...
pada hari 

Subhanallah, di zaman sekarang sangat sulit mencari manusia jujur

Pempek M19 mengatakan...
pada hari 

bener-bener papa yang keren oiii

Posting Komentar